Budaya

Istimewanya Cagar Budaya Betawi Di Setu Babakan

Setu Babakan memang sudah ditetapkan oleh pemerintah Jakarta sebagai salah satu kawasan perkampungan untuk melestarikan budaya betawi. Bahkan diharapkan bukan hanya menjadi pelestarian budaya betawi saja, akan tetapi juga bisa mengembangkan budaya betawi tersebut. Dan juga diharapkan kawasan perkampungan tersebut bisa secara terus menerus melestarikan dan mengembangkan budaya betawi.

Perkampungan Setu Babakan ini lokasinya itu ada bagian selatan dari kota Jakarta, dan memiliki akses yang sekarang sudah cukup mudah. Perkampungan Setu Babakan sendiri sudah menjadi salah satu objek wisata yang terbilang sangat menarik dan khas. Untuk wisatawan yang ingin merasakan suasana desa dan melihat budaya betawi secara langsung, bisa datang ke perkampungan ini.

Di perkampungan Setu Babakan ini memang masyarakatnya itu masih mempertahankan cara hidup khas betawi. Jadi budaya memancing, bercocok tanam, membuat kerajinan tangan, berdagang, dan juga membuat berbagai makanan khas betawi. Dan memang melalui cara hidup seperti inilah yang kemudian membuat mereka aktif menjaga lingkungan dan meningkatkan taraf hidup.

Kawasan hunian yang memiliki nuansa kuat dan murni dari sisi budaya, seni pertunjukkan, busana, jajanan, rutinitas keagamaan, dan juga bentuk rumah itu adalah Setu Babakan. Jadi dari perkampungan Setu Babakan berluas 289 hektar, 65 hektar itu ternyata milik pemerintah. Dan memang baru sekitar 32 hektar saja yang sudah dikelola pemerintah, dan perkampungan ini ditinggali sekitar 3000 kepala keluarga.

Sebagian besar penduduk yang ada di Setu Babakan ini adalah orang asli betawi yang secara turun temurun tinggal di perkampungan ini. Namun ada juga sebagian kecil yang merupakan pendatang, seperti dari Jawa Barat, Kalimantan, Jawa Tengah dan lain sebagainya. Dan memang pendatang yang tinggal di Setu Babakan ini pun tetap paling tidak sudah tinggal di sini 30 tahun.

Setu Babakan sendiri sudah menjadi sebuah kawasan cagar budaya betawi yang diresmikan tahun 2004 yang lalu bertepatan dengan HUT DKI. Perkampungan ini menjadi cagar budaya karena dianggap masih mempertahankan budaya betawi seperti dialek, bangunan, bahkan sampai kesenian. Dalam catatan sejarah menunjukkan bahwa penetapan sebagai cagar budaya sendiri sudah direncanakan dari tahun 1996.

Sebenarnya kawasan Condet sempat akan dinobatkan sebagai cagar budaya betawi, namun memang tidak jadi. Hal ini karena seiring berjalannya waktu perkampungan Condet ini mulai mengalami kelunturan budaya betawi. Dan karena itulah pemerintah Jakarta mencari tempat yang lebih tepat, dan terpilihlah Setu Babakan ini sebagai cagar budaya betawi.

Sejak penetapannya sebagai cagar budaya, pemerintah dan masyarakat bekerja sama mengembangkan Setu Babakan untuk layak didatangi wisatawan. Dan setelah persiapan dirasa sudah cukup matang, kemudian di tahun 2004 inilah Gubernur Jakarta saat itu Sutiyoso meresmikan Setu Babakan sebagai cagar budaya betawi.

Kawasan Setu Babakan ini merupakan kawasan pedesaan yang memang alam dan juga budayanya itu masih sangat terjaga dengan baik. Wisatawan yang berkunjung itu akan diberikan suguhan pemandangan pohon yang rindang, dan menambah suasana sejuk dan tenang. Di kanan dan kiri jalan wisatawan bisa melihat rumah panggung khas betawi yang masih terjaga keasliannya.

Wisatawan juga bisa berkeliling di perkebunan dan persawahan di pelataran rumah penduduk, dan bila tertarik bisa negosiasi harga. Setu Babakan juga sudah dibangun 2 jembatan gantung yang membuat Anda bisa melihat pulau buatan di tengah Setu Babakan. Setu Babakan juga tempat bersepeda di Jakarta Selatan yang favorit.