Budaya

Penyebab Utama Perceraian Di Rumah Tangga

Akhir-akhir ini kalian sering melihat di televisi maupun media sosial terkait maraknya kasus perceraian. Bahkan jasa pengacara perceraian di Jakarta juga ramai dikunjungi terutama oleh orang-orang yang ingin menyelesaikan mengenai permasalahan perceraian tadi.

Berbicara mengenai perceraian tentu saja tidak terjadi begitu saja melainkan ada beberapa faktor yang mendasarinya. Bahkan terkadang kalian melihat orang yang tampak seperti pasangan ideal bisa dihadapkan pada situasi tersebut.

Penyebab Utama Perceraian

Tentunya kalian bertanya-tanya kenapa pasangan yang terlihat harmonis tadi tiba-tiba bercerai. Lebih jelasnya berikut ini ada 4 hal penyebab utama yang sering menjadi penyebab dari perceraian di antara pasangan suami istri.

a. Perselingkuhan

Pasangan yang tidak setia terhadap janji perkawinan merupakan penyebab paling sering terjadinya rumah tangga. Tentunya pihak yang merasa sakit hati akan memilih untuk berpisah, walaupun demikian tidak sedikit pula pasangan yang memang berhasil menyelesaikan hal tersebut dan sepakat membuka suatu lembaran baru.

b. Kemalasan

Tidak dipungkiri kadang kala ada orang yang tidak mau “bekerja” di dalam pernikahan. Terdapat sebuah sugesti keliru jika pernikahan bisa membuat kalian bahagia. Ini tentunya mengakibatkan kekeliruan dalam cara pandang.

Ini mengakibatkan orang yang menjalankan pernikahan beranggapan jika pernikahan merupakan suatu hal yang terpisah dari diri kalian yang bisa bertahan serta berkembang dengan menerapkan sedikit usaha di antara suami dan istri.

Wanita sering merencanakan suatu hal besar di dalam pernikahannya. Segala kebutuhan untuk pernikahan dipersiapkan sedetail mungkin tanpa mengetahui makna dari pernikahan itu sendiri. Sedangkan untuk pria umumnya akan mencari pasangan yang mau menyayangi, merawat, dan juga tidak menuntut banyak pada dirinya.

Namun, apa yang bisa terjadi ketika pasangan merasa kecewa terhadap pernikahannya? Kebanyakan akan mencari pada luar diri dalam menentukan keretakan dalam rumah tangga dibandingkan melihat situasinya dan bertanya apa yang dapat dilakukan dalam memperbaiki keadaan.

Hal pertama yang sering terjadi yakni akan saling menyalahkan. Memang menjadi lebih mudah saat menyalahkan pasangan ataupun pernikahan itu sendiri. Umumnya mereka akan lari dari tanggung jawab serta enggan memikirkan perubahan yang dibutuhkan dalam memperbaiki keadaan.

Umumnya orang akan merasa malas dalam melakukan eksplorasi diri, belajar dalam memperbaiki hubungan, dan memenuhi hal-hal yang diperlukan dalam pernikahan. Pernikahan memerlukan kerja keras, ketiak keduanya tidak mempunyai komitmen dalam bekerja keras maka jangan pernah berharap jika pernikahan bisa bertahan lama.

Lihat juga : 4 Budaya Batam Yang Jarang Diketahui

c. Keterampilan komunikasi kurang

Hal ini tergolong mudah dan sederhana akan tetapi masih banyak yang memang belum memahaminya. Banyak pasangan yang ternyata menghindari komunikasi dikarenakan takut akan saling melukai. Perlu diketahui berapa pun usia pernikahan, tentunya komunikasi merupakan keterampilan paling utama yang perlu dimiliki.

Cara termudah dalam membangun kepercayaan di dalam pernikahan yakni lewat keterampilan komunikasi dengan terbuka dan jujur. Ketika berbicara serta mendengarkan tidak lagi menjadi kebiasaan maka jangan harap rumah tangga bisa bertahan lama.

Komunikasi bisa menjadi suatu jalan dalam mendiskusikan solusi. Permasalahan perkawinan tidak dapat dipecahkan tanpa adanya kemauan melakukan komunikasi. Jadi usahakan untuk terus membangun komunikasi yang baik dengan pasangan.

d. Ekspektasi terlalu tinggi

Memang memasang suatu harapan yang tinggi itu bagus dalam memacu semangat. Akan tetapi ini tidaklah berlaku dalam pernikahan. Harapan tinggi yang dipadukan bersama kemalasan bisa membuat pernikahan berakhir dengan perceraian.

Wanita dan pria sama-sama memiliki banyak asumsi di dalam pernikahan serta apa yang diharapkan dalam pernikahan tadi. Ekspektasi yang diinginkan jarang selaras dengan realitas yang ada di dalam pernikahan.

Terdapat banyak mitos beredar terkait dengan pernikahan. Paham tersebutlah yang sering menimbulkan permasalahan di dalam pernikahan. Tidak hanya itu sebaiknya pasangan suami istri memahami jika di dalam pernikahan tidak mungkin tidak ada konflik.

Ada baiknya kalian menjadikan konflik tadi untuk ajang peningkatan dari saling mengenali di antara pasangan. Maka dari itu sebaiknya kedua pasangan bisa mengelola serta menyiasati konflik secara kompromistis.

Jadi itulah berbagai permasalahan yang kerap menjadi penyebab utama dalam pernikahan. Jadi sebelum mendatangi jasa pengacara perceraian di Jakarta, sebaiknya perbaiki dulu permasalahan di dalam rumah tangga dengan kepala dingin.

Perbedaan Cerai Talak dan Cerai Gugat

Setelah mengetahui penyebab utama dari perceraian maka kalian juga perlu mengetahui apa itu perbedaan dari cerai talak dan gugat yang sering kalian dengar akhir-akhir ini.

Pengajuan cerai yang dilakukan dengan sengaja bukan dikarenakan kematian, hanya bisa dilakukan melalui sidang pengadilan. Tentunya setelah pengadilan sudah berusaha lalu tidak berhasil dalam mendamaikan maka baru terjadi perceraian.

Jika ditanya apakah perbedaan mendasar antara cerai gugat dan talak, itu terletak pada pihak yang mengajukan. Jika yang mengajukan adalah istri maka disebut dengan istilah cerai gugat, para pihak yang tadi disebut dengan penggugat serta tergugat.

Jika yang mengajukan adalah pihak suami maka dikenal dengan istilah cerai talak serta para pihaknya dikenal dengan pemohon serta termohon.

Cerai gugat hanya bisa diterima gugatannya ketika tergugat menyatakan ataupun menunjukkan sikap tidak ingin lagi kembali ke tempat tinggal bersama. Sedangkan untuk cerai talak yang terjadi akibat gugatan perceraian. Talak adalah ikrar suami yang dihadapkan pada Pengadilan Agama dan menjadi salah satu dari penyebab putusnya perkawinan.

Untuk pengajuannya di antara cerai talak dan gugat akan sama-sama diserahkan ke Pengadilan Agama. Untuk cerai gugat, domisili yang dipergunakan yakni domisili istri, terkecuali jika meninggalkan kediaman tanpa adanya pengetahuan suami.

Serupa dengan cerai gugat, untuk domisili pada cerai talak merupakan tempat tinggal istri yang disertai alasan serta permintaan pengadaan siding dalam keperluan tersebut.

Perubahan Perspektif Budaya Terkait Perceraian

Perceraian yang ada di Indonesia saat ini sudah mengalami perubahan dalam perspektif budaya yang mana lebih banyak perempuan yang mengajukan cerai dibandingkan suami. Hal ini karena selama ini cara padang dalam patriarki di Indonesia selalu menyalahkan istri saat akan menggugat suaminya.

Namun hal itu perlahan-lahan berubah yang merupakan indikasi jika kesadaran perempuan akan hal tersebut semakin baik dikarenakan pendidikan serta penguatan gender untuk beberapa tahun terakhir.

Menariknya lagi banyak kasus cerai gugat yang dilakukan pihak istri bukan karena permasalahan ekonomi melainkan faktor lainnya. Beberapa faktor tadi seperti komunikasi yang buruk, perselingkuhan atau orang ketiga, dan faktor sosial budaya.

Banyak perempuan yang menggugat suaminya dikarenakan ketidakmampuan suami dalam membimbing istri dan keluarganya dengan baik dan dianggap gagal menjadi kepala rumah tangga. Sehingga perempuan yang merasa dirugikan lantas mengajukan gugatan cerai.

Ketika kalian sedang mengalami permasalahan terkait dengan perceraian dan ingin penyelesaian dengan adil atau tidak dirugikan maka sebaiknya menggunakan jasa pengacara perceraian di Jakarta yang profesional. Konsultasikan permasalahan yang dihadapi untuk nantinya mendapatkan solusi paling baik dan tidak merasa tidak dirugikan pastinya.